Sebagian
ulama Syafi'iyah yang memandang adanya bid'ah hasanah, ternyata dikenal
membantah bid'ah-bid'ah yang dianggap hasanah. Yang hal ini semakin
menunjukan bahwa yang dimaksud oleh mereka dengan bid'ah hasanah adalah
maslahah mursalah (silahkan baca kembali artikel Syubhat-Syubhat Para Pendukung Bid'ah Hasanah)
Semakin memperkuat bahwa yang dimaksud oleh para ulama syafi'iyah dengan bid'ah hasanah adalah maslahah mursalah, ternyata kita mendapati mereka keras mengingkari perkara-perkara yang dianggap oleh masyarakat sebagai bid'ah hasanah
A. Pengingkaran Al-Izz bin Abdis Salam terhadap perkara-perkara yang dianggap bid'ah hasanah
Semakin memperkuat bahwa yang dimaksud oleh para ulama syafi'iyah dengan bid'ah hasanah adalah maslahah mursalah, ternyata kita mendapati mereka keras mengingkari perkara-perkara yang dianggap oleh masyarakat sebagai bid'ah hasanah
A. Pengingkaran Al-Izz bin Abdis Salam terhadap perkara-perkara yang dianggap bid'ah hasanah
Beliau dikenal dengan orang yang keras
membantah bid'ah-bid'ah yang disebut-sebut sebagai bid'ah hasanah.
Diantara perkara-perkara yang diingkari tersebut adalah bersalam-salaman
setelah sholat, sholat roghoib, sholat nishfu sya'ban, mengusap wajah
selesai doa, mengirim pahala bacaan qur'an bagi mayat, dan mentalqin
mayat setelah dikubur.
Berkata Abu Syamah (salah seorang murid Al-'Iz bin Abdissalam),
"Beliau (Al-'Iz bin Abdissalam) adalah orang yang paling berhak untuk berkhutbah dan menjadi imam, beliau menghilangkan banyak bid'ah yang dilakukan oleh para khatib seperti menancapkan pedang di atas mimbar dan yang lainnya. Beliau juga membantah sholat rogoib dan sholat nishfu sya'ban dan melarang kedua sholat tersebut" (Tobaqoot Asy-Syafi'iah al-Kubro karya As-Subki 8/210, pada biografi Al-'Iz bin Abdissalam)
Beliau ditanya : Berjabat tangan setelah sholat subuh dan ashar hukumnya mustahab atau tidak? Doa setelah salam dari seluruh sholat mustahab bagi imam atau tidak? Jika engkau berkata hukumnya mustahab maka (tatkala berdoa) sang imam balik mengahadap para makmum dan membelakangi kiblat atau tetap menghadap kiblat?...
Berkata Abu Syamah (salah seorang murid Al-'Iz bin Abdissalam),
"Beliau (Al-'Iz bin Abdissalam) adalah orang yang paling berhak untuk berkhutbah dan menjadi imam, beliau menghilangkan banyak bid'ah yang dilakukan oleh para khatib seperti menancapkan pedang di atas mimbar dan yang lainnya. Beliau juga membantah sholat rogoib dan sholat nishfu sya'ban dan melarang kedua sholat tersebut" (Tobaqoot Asy-Syafi'iah al-Kubro karya As-Subki 8/210, pada biografi Al-'Iz bin Abdissalam)
Beliau ditanya : Berjabat tangan setelah sholat subuh dan ashar hukumnya mustahab atau tidak? Doa setelah salam dari seluruh sholat mustahab bagi imam atau tidak? Jika engkau berkata hukumnya mustahab maka (tatkala berdoa) sang imam balik mengahadap para makmum dan membelakangi kiblat atau tetap menghadap kiblat?...